Pengendalian vektor nyamuk di Pelabuhan Tanjung Priok telah dilaksanakan secara rutin dan terkoordinasi yang melibatkan yang melibatkan seluruh instansi pemerintah dan swasta di dalam pelabuhan maupun di Wilayah Jakarta Utara yang merupakan area buffer dalam pengendalian vektor nyamuk. Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan internasional yang berada dalam wilayah DKI Jakarta, disamping itu juga merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia, dengan penanganan kargo sekitar 70 % adalah komoditi ekspor / impor. Setiap harinya ada ribuan truk, kendaraan roda empat dan roda dua, bahkan puluhan ribu manusia pengguna jasa pelabuhan keluar masuk Pelabuhan Tanjung Priok. Para pengguna jasa pelabuhan yang berjumlah puluhan ribu tersebut harus aman dari gangguan vektor nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue.
Upaya pengendalian nyamuk di pelabuhan akan lebih tepat dilakukan tanpa menggunakan bahan – bahan kimia (organo phospat ataupun organo chlorit, dan jenis lainnya) karena bahan – bahan kimia tersebut juga akan mengganggu manusia yang keluar masuk pelabuhan. Sisi lain menunjukkan bahwa pembangunan infra struktur dalam pelabuhan semakin digalakkan, khususnya Pelabuhan Tanjung Priok sehingga genangan air sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk hampir – hampir tidak ditemukan, pelabuhan semakin bagus, indah dan nyaman. Kondisi bagus, indah dan nyaman ini harus ditambah lagi dengan ”sehat”, oleh karena itu Kantor Kesehatan Pelabuhan mengembangkan alat sejenis ovi trap dengan keunggulan bahwa telur nyamuk yang menjadi dewasa dalam alat tersebut akan tetap hidup namun terperangkap tidak bisa keluar. Pada tahun 2007, alat tersebut diberi nama Priok Mosquito Trap (PM Trap) dan pemantau jentiknya diberi nama Petugas Pemantau Jentik Pelabuhan (PPJP) namun pada tahun 2015 nama tersebut diganti dengan Port Mosquito Trap (tetap PM Trap) dengan harapan agar alat tersebut juga dipakai oleh pelabuhan di seluruh Indonesia sedangkan nama Petugas Pemantau Jenitik Pelabuhan (PPJP) tetap dipertahankan. Gayung bersambut oleh munculnya Program ”Satu Pintu Satu Jumantik” yang digalakkan Ditjen P2PL Kemenkes RI pertengahan tahun 2015 ini, namun di Pintu Masuk (Pelabuhan Tanjung Priok) tetap memakai nama PPJP tanpa mengurangi makna program Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang. (dikutip dari tulisan Atensi RBA Widjonarko Buletin Volume X Edisi 3 Tahun 2015)
Pelaksanaan Pencanangan Satu gedung Satu PPJP ( petugas Pemantau Jentik Pelabuhan) Pelabuhan Tanjungn Priok dilaksanakan pada tanggal 03 Desember 2015 bersamaan dengan hari Aids Dunia dengan mencantumkan tanda tangan semua peserta yang hadir pada acara HAS tersebut yang dihadiri para pejabat di Pelabuhan Tanjung Priok
Photo Keseluruhan Kegiatan bisa dilihat di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar